Pendahuluan
Dunia
islam mulai menorehkan tinta emas dalam sejarahnya sejak Nabi Muhammad SAW
melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah. Rahasia terpilihnya peristiwa yang
agung ini sebagai permulaan sejarah Islam adalah karena sejak saat itu anugerah
kemenangan dari Allah SWT kepada Rasulnya-Nya mulai terlihat, yakni kemenangan
terhadap orang-orang yang memerangi beliau di kota suci tersebut. Padahal
sebenarnya seluruh tokoh kabilah Quraisy telah mengatur siasat untuk membunuh
beliau. Satu-satunya sahabat yang menemani Rasulullah SAW dalam perjalanan
hijrah ini, tidak lain adalah Abu Bakar ash-Shidiq. Tatkala beliau sedang
menderita sakit menjelang wafatnya sehingga tidak kuat lagi menunaikan shalat berjamaah
bersama kaum muslimin. Abu Bakar pulalah yang ditunjuk menggantikan beliau
sebagai imam.
Pilihan
Rasulullah SAW kepada Abu Bakar untuk menyertainya dalam perjalanan hijrah dan
menggantikan kedudukannya menjadi imam dalam shalat berjamaah bukan tanpa
alasan sama sekali. Abu Bakar adalah orang yang pertama yang menyatakan
keimanannya kepada Allah dan Rasulnya. Pengorbanannya yang dilandasi oleh
keimanan yang kokoh, telah banyak ia lakukan. Ia selalu siaga membela Nabi
dalam berdakwah, sebagaimana pembelaanya terhadap kaum muslimin. Kepentingan
Rasulullah SAW lebih diutamakan daripada kepentingan dirinya sendiri. Bahkan
dalam segala situasi,ia selalu mendampingi perjuangan Nabi SAW. Kesempurnaan
akhlaknya berpadu erat dengan kekuatan imannya. Tidak hanya itu Abu Bakar juga
dikenal juga sebagai seorang hamba Allah yang memiliki sifat paling kasih
sayang kepada manusia lainnya.
Dengan
makalah ini kita dapat mengetahui sejarah singkat perkembangan dan kemajuan
Islam di masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq yang meneruskan perjuanagan
dakwah Islam setelah wafatnya Rasulullah SAW. Dengan demikian kita dapat
mengetahui kedudukan dan derajat para sahabat Nabi Muhammad SAW
Pembahasan
A.
Kehidupan Abu Bakar
Abu
Bakar dilahirkan dengan nama Abdullah ibn Abi Qahafah dari seorang ayah bernama
Abu Qahafah yang semula bernama Utsman ibn Amir. Sedangkan ibunya bernama Ummu
al-Khair yang semula bernama salma binti sakhr ibn Amir. Sebelum ia memeluk
Islam , Ia mendapat julukan dengan nama Abdul Ka’bah. Setelah masuk Islam, ia
diberi nama oleh Rasulullah SAW dengan sebutan Abdullah. Sebutan lain baginya
adalah Atik (artinya lolos/lepas). Asal mula julukan namanya sebagai Abdul
Ka’bah berawal dari kenyataan bahwa ibunya setiap melahirkan anak lelaki, pasti
meninggal dunia. Begitu Abu Bakar lahir dan dikaruniai kehidupan, orang tuanya
sangat gembira. Serta merta dijulukinya anak lelaki mereka dengan sebutan Abdul
Ka’bah. Ketika anak itu tumbuh menjadi remaja, namanya bertambah dengan julukan
Atik yang menandakan seolah-olah ia lepas dari kematian. Tetapi menurut para
Ahli Sejarah, “Atik”, bukanlah nama baginya, melainkan sekedar julukan karena
kulitnya yang putih bersih. Di dalam riwayat lainnya, dikisahkan bahwa Aisyah
putrinya pernah ditanya mengapa ayahnya diberi nama Atik. Aisyah lalu
menceritakan bahwa pada suatu saat Rasulullah pernah melihat kepada Abu Bakar
sambil berkata: “Inilah Atik Allah dari api neraka”. Dalam kesempatan lainnya,
Abu Bakar datang kehadapan Rasulullah SAW bersama para sahabat lainnya Begitu
melihat Abu Bakar, beliau berkata: ”Barang siapa orang yang senang melihat
kepada orang yang lolos (Atik) dari api neraka, maka lihatlah kepadanya (Abu
Bakar)”.
Sejak
kecil Abu Bakar hidup seperti layaknya anak-anak lainnya di kota Mekah. Tatkala
usianya menginjak masa dewasa, dia berdagang sebagai penjual kain. Sebagai
seorang pedagang kain, Abu Bakar sangat berhasil dalam usahanya. Pada awal
mudanya ia menikah dengan Kutailah binti Abdul Uza. Perkawinan ini membuahkan
ketirunan Abdullah dan Asma. Kelak setelah masuk Islam. Dan perkawinannya
dengan Ummu Ruman binti Uwaimir, Abu Bakar memperoleh dua orang anak, yaitu
Abdurrahman dan Aisyah. Ketika berada di Madinah, Abu Bakar dengan Habibah
binti Kharijah serta Asma Binti Umais. Dari istrinya yang terakhir ini, Abu Bakar
dikaruniai seorang anak, yaitu Muhammad. Tidak hanya itu, dagangan Abu Bakar
pun sangat maju dan memperoleh keuntungan sangat besar. Keberhasilan usaha
dagangnya, barangkali di sebabkan oleh kepribadian dan akhlaknya yang mulia,
sehingga sangat disenangi orang.
-
Hubungannya dengan Nabi Muhammad SAW
Tempat
tinggal Abu Bakar terletak di daerah pemukiman pedagang Quraisy yang kaya. Dari
daerah itulah para pedagang Quraisy biasa mengirimkan barang dagangannya yang
akan dijual di daerah Syam dan Yaman. Khadijah binti khuwailid yang kelak akan
menjadi istri Nabi SAW juga tinggal di daerah tersebut. Karena tempat tinggal
mereka berdekatan Abu Bakar menjalin persahabatan dengan Muhammad SAW setelah
beliau menikah dengan khadijah dan menempati rumah istrinya itu. Usianya lebih
muda dari usia Muhammad SAW, sekitar dua tahun lebih beberrapa bulan.
Barangkali karena kesetaraan usia dan usaha dagangnya, Abu Bakar lebih memiliki
keserasian dalam hal akhlak dan ketenangan jiwa dengan Rasulullah SAW. Demikian
pula dengan keinginannya untuk meninggalkan adat-istiadat dan kepercayaan suku
Quraisy.
Keserasian
antara Abu Bakar dan Muhammad SAW yang menbersitkan nilai keabadian itu
menimbulkan perbedaan pendapat pendapat para ahli sejarah mengenai jangka waktu
persahabatan mereka. Sebagaian dari mereka menyebutlan bahwa persahabatan
mereka telah terjadi jauh sebelum Muhammad diutus sebagai Nabi-Nya. Sedangkan
pendapat lainyya menyebutkan bahwa persahabatan mereka dimulai sejak Muhammad
SAW diangkat sebagai Rasul. Sebab hubungan mereka sebelumnya hanyalah merupakan
hubungan ketetanggaan dan persamaan kepribadian. Sebelum Muhammad diutus oleh
Allah SWT, beliau suka menyendiri dengan menjauhi pergaulan orang-orang Quraisy
yang dinilai sesat. Maka tatkala beliau diutus oleh Allah SWT untuk
menyampaikan risalah, ingatan beliau tertuju kepada Abu Bakar yang cerdas itu.
Wahyu Allah yang baru diterimanya, beliau sampaikan kepada Abu Bakar. Diajaknya
Abu Bakar untuk mengikuti agama Allah SWT yang Mahatunggal dan Mahakuasa. Tanpa
berpikir panjang Abu Bakar langsung menerima ajakan Muhammad SAW itu. Hatinya
tidak pernah ragu menerima seruan sahabatnya.
Sejak
saat itulah jalinan hubungan antara keduanya mulai berjalan erat. Persahabatan
itu bertambah kokoh karena kesungguhan dan kejujuran Abu Bakar dalam memegang
keimanan kepada Muhammad SAW beserta Risalah yang dibawanya. Mengenai hal itu,
Aisyah menuturkan: “sejak aku dewasa, aku mulai tahu bahwa kedua orangtuaku
telah beragama Islam. Tidak pernah seharipun terlewati kecuali Rasulullah SAW datang
pagi dan sore hari”.
Karena
pergaulannya yang luas ditambah dengan keramah-tamahannya, Abu Bakar mampu
mengajak orang lain untuk mengikuti jejaknya untuk memeluk agam Allah SWT,
Berkat ajakannya beberapa orang kemudian masuk islam . Mereka antara lain adalah
Abdurrahman ibn Auf, Utsman ibn Affan, Thalhah ibn Ubaidillah, Sa’ad ibn Abi
Waqqash dan Zubair ibn Awwam. Menyusul kemudian Abu Ubaidah ibn Jarrah serta
beberapa orang penduduk Mekah lainnya.
B. Pembaitan Abu Bakar
B. Pembaitan Abu Bakar
Sesudah
Rasulullah wafat,kaum Ansar menghendaki agar orang yang akan jadi Khalifah
dipilih dari kalangan mereka.Dalam pada itu Ali bin Abi Talib menginginkan agar
beliaulah yang diangkat menjadi Khalifah, berdasarkan kedudukan beliau dalam
Islam, apalagi beliau adalah menantu dan karib Nabi SAW. Tetapi bahagian
terbanyak dari kaum Muslimin menghendaki Abu bakar, maka dipilihlah beliau jadi
Khalifah,Orang-orang yang tadinya untuk memberikan bai’at kepada Abu bakar pun
turut jejak langkah golongan terbanyak dari kaum Muslimin dan segera pula
memberikan baiatnya.
Sesudah
Abu Bakar dilantik menjadi Khalifah , beliau pun berpidato. Dalam pidatonya itu
dijelaskan nya siasah pemerintahan yang akan belau jalankan. Dibawah ini kita
kutip beberapa prinsip-prinsip yang diucapkannya dalam pidatonya itu.
-
Pidato Abu Bakar
Setelah
selesai Orang membaiat itu, Abu Bakar pun berpidatolah, sebagai sambutan atas
kepercayaan Orang banyak kepada dirinya itu, penting dan ringkas : ‘Wahai
Manusia, sekarang aku telah menjabat pekerjaan kami ini, tetapi tdaklah aku
Orang yang lebih baik daripada kamu. Maka jika aku telah berlaku baik dalam
jabatanku, dukunglah aku. Tetapi kalo aku bersalah, tegakkanlah aku kembali.
Kejujuran adalah suatu amanat, kedusataan adalah suatu khianat. Orang yang kuat
di antara kamu, pada sisiku hanyalah lemah, sehingga hak si lemah aku tarik
daripadanya. Orang lemah di sisimu, pada sisiku kuat, sebab akan ku ambilkan
daripada si kuat akn haknya, insya Allah. Taatlah kepadaku selama aku taat kepada
Allah SWT dan rasulnya[1]
C. Pemerintahan Khalifah Abu Bakar
C. Pemerintahan Khalifah Abu Bakar
Dapat
kita lihat bahwa pemerintahannya tidaklah menggunakan kekuasaan Tuhan
sebagaimana Fir’aun dari mesir atau brntuk pemerintahan lain yang di kenal di
Eropa Tengah. Abu Bakar tidaklah menggunakan kekuasaan Allah bagi dirinya,
tetapi ia berkuasa atas dukungan Orang-orang yang membai’atnya.
Pada
saat dibai’at, Abu Bakar dipanggil oleh seseorang dengan “Ya Khalifatullah”,
maka ia memutus kata-kata orang itu dengan berseteru, “Aku bukan khalifah Allah
tetapi khalifah Rasulullah SAW”.
Yang dimaksud
dengan khalifah Rasulullah SAW tudak lain bahwa dia hanyalah pengganti
Rasulullah SAW dalam memimpin muslimin serta mengarahkan kehidupan mereka agar
tidak keluar dari batas-batas hokum Allah SWT, agar mereka melaksanakan
perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Menurutnya
khalifah Allah hanyalah dikhususkan bagi Rasulullah SAW sehingga kedudukan itu
tidak terpikirkan olehnya, sedangkan Rasulullah SAW adalah khatamul-anbiya’ wa
al-mursalin. Kenabiannya tidaklah diwariskan kepada siapapun juga. Allah SWT
telah memilihnya sebagai penyampai risalah-Nya, dan menurunkan kepadanya kitab
yang benar. Dan telah disempurnakan bagi mukminin agama-Nya, juga nikmat-Nya
atas mereka.
Sejak
tumbuhnya dan dalam pelaksanannya, pemerintahan Abu Bakar sebenarnya bersifat
Demokratis. Terpilihnya Abu Bakar adalah berdasarkan pemilihan umum. Ia di
bai’at karena sifat dan kedudukannya di sisi Rasulullah SAW, bukan Karena
keluarganya atau kefanatikan terhadap sukunya. Abu Bakar tidak minta agar
dirinya dibai’at. Bahkan ia mencalonkan Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin
Jarraah agar kaum Muslimin membai’at salah satu dari keduanya Yang mereka
inginkan. D. Administrasi dan Organisasi Pemerintaha Abu Bakar.
Pembagian
tugas pemerintah kian hari semakin tampak kelihatan dan lebih nyata dari zaman
pemerintahan Rasulullah, ketentuan pembagian tersebut adalah sebagai berikut :
-
Urusan Keuangan.
Urusan
keuangan di pegang oleh Abu Ubaidah Amir bin jarrah yang mendapatkan nama
julukan dari Rasulullah SAW “Orang kepercayaan Ummat”. Menurut keterangan
Al-Mukri bahwa yang mula-mula membentuk kas Negara atau baitullmall adalah Abu
Bakar dan urusannya di serahkan kepada Abu Ubaidah Amir bin Jarrah. Kantor
Baitulmall mula-mula terletak di kota Sunuh, satu batu dari Mesjid Nabawi dan
tidak pernah di kawal. Pada suatu kali Orang berkata kepadanya, “Alangkah
baiknya kalau Baitulmall di jaga dan di kawal”. Jawab Abu Bakar, “tak perlu
karena di kunci”. Di kala Abu Bakar pindah kediamannya dekat Masjid Baitulmall
atau kas Negara itu diletakkan di rumahnya sendiri. Tetapi boleh di katakana
bahwa kas situ selalu kosong karena seluruh pembendaharaan yang datang langsung
di bagi-bagi dan di pergunakan menurut perencanannya.
-
Sumber-sumber keuangan
Sumber-sumber
keuangan yang utama di Zaman Abu Bakar adalah :
1.Zakat
2.Rampasan
3.Upeti
-
Urusan Kehakiman.
Sebagaiman
kita ketahui bahwa Abu Bakar adalah seorang kepala Negara yang bertanggung
jawab langsung (Presidentil Kabinet), maka pembantu-pembantunya
(Menteri-menteri) adalah atas pertunjukannya sendiri. Dari itu untuk mengurus
soal kehakiman di tunjuknyalah Umar bin Khattab.
Kaum
Muslimin dan rakyat Madinah amat patuh kepada peraturan pemerintah yang di
petik dari ajaran Agamanya. Soal Halal dan Haram, soal hak milik dan hubungan baik
sesama Manusia adalah menjadi pedoman hidup mereka. Mereka tak membeda-bedakan
antara peraturan pemerintah dan hukum Agama, bahkan mereka meyakinkan bahwa
ajaran Agamalah yang melahirkan pemerintahan dan Negara Islam, seterusnya
seluruh peraturan pemerintah diciptakan oleh syariat Islam. Berdasarka itu
kepatuhan rakyat kepada hukum dan norma Islam adalah kepatuhan lahir dan batin
yang betul-betul timbul dari hati sanubari dan keimanan.
D.
Hal-hal yang Pertama kali Dilakukan Oleh
Abu Bakar.
Diantaranya
ialah : Dia Orang yang pertama kali masuk Islam, yang pertama kali menghimpun
Al Qur’an, yang pertama kali menamakan Al Quran sebagai Mushaf. Dan dia juga
adalah yang pertama kali dinamakan Khalifah.
Imam
Ahmad meriwayatkan dari Abu Bakar bin Abi Mulaikah dia berkata, dikatakan
kepada Abu Bakar : Wahai Khalifah Allah!Abu Bakar menjawab, “Saya Khalifah
Rasulullah”, dan saya ridha dengannya.
Dia
adalah Orang yang memangku jabatan Khalifah sedangkan Ayahnya masih hidup. Dia
juga adalah Khalifah yang rakyatnya memberi dana.
E.
Wafatnya Abu Bakar.
Wafatnya
Abu Bakar pada tahun 13 H malam selasa, 7 Jumadil Akhir pada usia 63 tahun, dan
kekhalifahannya berjalan selama 2 tahun 3 bulan dan 10 hari, dan dimakamkan di
rumah ‘Aisyah disamping makam Nabi Muhammad SAW.[2]
F.
Kesimpulan
Dengan
keramahan dan kelembutannya Abu Bakar menerima ajakan dan ajaran Nabi Muhammad
SAW dan bisa mengajak beberapa temannya untuk memeluk Islam. Peran Abu Bakar
dalam sejarah sangatlah menentukan sebab saat-saat itulah sejarah memasuki masa
transisi dari kepemimpinan seorang Rasul ketangan manusia biasa. Disinilah
letak spesifikasi Abu Bakar yang tak bisa disamai oleh pemeran sejarah lainnya.
Dengan
ciri khasnya yang cerdas dan berkepribadian lembut, Abu Bakar menjadi “Aktor”
paling tepat menghadapi periode kepemimpinan umat sepeninggal Rasulullah SAW.
Periode ini sungguh sangat sulit dan rumit. Tetapi nampaknya isyarat
pengkanderan dirinya sebagai khalifatu-rasulillah telah dipersiapkan oleh zaman
sejak awal. Peran-perannya sebagai imam shalat menggantikan tugas Rasulullah
SAW penyerta hijrah Nabi dan pedamping setia sepak terjang Rasulullah,
merupakan “ayat-ayat”akan perannya sebagai khalifatu-rasulillah.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Haikal, Muhammad husain; Biografi Abu Bakar Ah-shiddiq.
Qishti Press. Jakarta : 2007
-
Hamka; Sejarah Umat Islam. Pustaka Nasional PTE LTD
Singapura 1994
-
Assuyuthi; Tarikh Khulafa,Pustaka Al-kautsar,
Jakarta : 2001
-
Thaha, Haji Nashruddin;Pemerintahan Abu Bakar.
Mutiara Jakarta,Jakarta : 1979
-
Shalaby, Ahmad dkk. Sejarah
Dan kebudayaan Islam. Pustaka Nasional PTE LTD Singapura : 1970
-
Ramadhan, sa’id. Fiqhussirrah Nabawiya. Dar
Al-Fikr,Beirut : 2003
Untuk Anda para Penggemar Judi Online yang sering menang, namun takut hasil kemenangan tidak dibayar?
BalasHapusKami ingin merekomenasikan Bandar Judi Online Teraman dan Terpercaya yaitu S128Cash.
Saya berani jamin, Jika Anda menang disini dan seberapa besar pun kemenangan Anda, S128Cash tetap akan membayarnya.
Sudah pastinya juga S128Cash menyediakan semua permainan yang digemari Para Judi Online, seperti Sportsbook, Live Casino, Sabung Ayam Online, IDN Poker dan masih banyak permainan lainnya.
Nikmati juga berbagai PROMO BONUS yang tersedia, yaitu :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Untuk layanan atau informasi lebih lanjut, bisa langsung hubungi kami melalui :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Daftar Situs Judi Bola Online Terpercaya