Senin, 13 Februari 2012

Kontribusi Psikologi Terhadap Pendidikan


       Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sudah sejak lama bidang psikologi pendidikan telah digunakan sebagai landasan dalam pengembangan teori dan praktek pendidikan dan telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan kurikulum, sistem pembelejaran dan sistem penilaian.
   1. Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Pengembangan Kurikulum
       Secara psikologis, manusia merupakan individu yang unik. Dengan demikian, kajian psikologis dalam pengembangan kurikulum seyogyanya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu, baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik individu lainnya. Kurikulum pendidikan seyogyanya mampu menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
          Secara khusus, dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum yang dikembangkan saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi, yang ada pada intinya menekankan pada upaya pengembangan, pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilam, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
                Dengan demikian dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, kajian psikologis terutama berkenaan dengan aspek-aspek :
1.             Kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam bidang konteks;
2.             Pengalaman belajar siswa;
3.             Hasil belajar (learning outcomes)
4.             Standarisasi kemampuan siswa.
       2.       Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Pembelajaran
Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem pembelajaran, seperti : teori classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif dan teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran. Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo, 2002) mengetengahkan tiga belas prinsip dalam belajar, yakni :
1.       Agar seseorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan.
2.       Tujuan itu harus timbul atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
3.       Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4.       Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5.       Selain tujuan pokok yang hendaj dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan
6.       Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan
7.       Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
8.       Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9.       Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis
10.   Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar tujuan-tujuan lain.
11.   Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.
12.   Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
13.   Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
         3.       Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Penilaian
Penilaian pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melalui kajian psikologis kita dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu.
Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam pengukuran potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah dikembangkannya berbagai tes psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu lainnya. Kita mengenal sejumlah tes psikologi yang saat ini masih banyak digunakan untuk mengukur potensi seorang individu, seperti Multiple Aptitude Test (MAT), Differensial Aptitude Tes (DAT), EPPS  dan alat ukur lainnya.
Pemahaman kecerdasan, bakat, minat, dan aspek kepribadian lainnya melalui pengukur psikologis, memiliki arti penting bagi upaya pengembangan proses pendidikan individu yang bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat dicapai perkembangan individu yang optimal. Oleh karena itu, betapa pentinya penguasaan psikologi pendidikan bagi calon pendidik dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar